SOSIOLOGI
Secara
etimologis “Sosiologis’ berasal dari
kata “socius” dan “logos”, Socius berarti kawan (masyarakat) dan ‘logos” berarti “ilmu”,
jadi menurut asal kata sosiologi berarti suatu ilmu mengenai kawan
(masyarakat), atau suatu ilmu mengenai hubungan antara seorang kawan dengan
seorang kawan, atau mengenai hubungan antara seseorang dengan orang lain.
Sebagaimana
juga ilmu pengetahuan lainnya, yang setiap waktu mengalami perkembangan,
sosiologipun sebagai suatu ilmu pengetahuan dari sejak lahir, sampai dengan
sekarang telah berkembang dengan pesatnya dan telah menjadi ilmu pengetahuan
yang berdiri sendiri.
Dalam sejarah tercatat bahwa
perkembangan sosiologi dimulai sejak Herbert
Spencer mengembangkan suatu sistimatika penelitian masyarakat dalam bukunya
“principles of sociology”. Dan berkat
jasa beliau juga pada abad ke 20 sosiologi berkembang dengan pesatnnya,
terutama di Perancis, Jerman, dan Amerika Serikat.
Nama-nama seperti Auguste Comte (Perancis), Herbert Spencer (Inggris), Karl Max (Jerman), Vilfredo Pareto (Itali), Pitirim
A Sorikin (Rusia), Max Weber
(Jerman), Steinmetz (Belanda), Charles Horton Cooley (Amerika Serikat)
adalah beberapa nama yang terkemuka dalam perkembangan sosiologi di benua Eropa
dan Amerika. Dari Eropa sosiologi kemudian menyebar ke benua dan negara-negara
lainnya termasuk Indonesia.
Dengan
berkembangnya sosiologi tadi membawa akibat pula terhadap perkembangan
pengertian sosiologi itu sendiri, dimana pokok bahasannya tidak hanya mempelajari
hubungan antara orang dengan orang sebagai anggota masyarakat itu sendiri, akan
tetapi juga mempelajari tentang masyarakatnya itu sendiri sebagai tempat
bergaulnya manusia dengan manusia lainnya. Sehingga dengan demikian sosiologi
disebut juga sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang masyarakat.
Sehubungan
dengan itu, secara singkat dapat dikemukakan bahwa pengertian “sosiologi”
adalah “suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat serta hubungan
antara orang-orang yang ada didalamnya sebagai anggota masyarakat”.
Namun
demikian, untuk sebagai patokan dari pembelajaran, maka dapat di kemukakan
beberapa definisi sosiologi dari sosioloh:
1.
Pitirin
Sorikin, dalam bukunya “Contemporary
Sociological Theories” mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari:
a. Hubungan
dengan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejaja sosial. Misalnya;
antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan
ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan lain sebagainya.
b. Hubungan
dengan pengaruh timbal balik antara gejala-gejala sosial dengan gejala-gejala
non sosial.
c. Ciri-ciri
umum dan semua jenis gejala-gejala sosial.
2.
Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardji,
dalam bukunya “Setangkai Bunga Sosiologi” mengatakan bahwa; Sosiologi atau ilmu
masyarakat adalah “ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial
termasuk perubahan-perubahan sosial”.
Yang dimaksud struktur
sosial adalah: keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok. Yaitu
kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial,
kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial.
Proses sosial
adalah: pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bermasyarakat,
umpama pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dengan segi
kehidupan politik, antara segi kehidupan hokum dan segi kehidupan agama dan
segi kehidupan ekonomi dan lain sebagainya.
Salah satu
proses sosial yang bersifat tersendiri ialah dalam hal terjadinya
perubahan-perubahan didalam struktur sosial.
Dalam
definisi-definisi tersebut di atas, akhirnya kita ketahui bahwa yang menjadi
obyek sosiologi adalah masyarakat.(masyarakat dilihat dari sudut hubungan antar
manusia, dan proses yang timbul dari hubungan antar manusia dalam masyarakat
itu sendiri)
Selain hal-hal
tersebut di atas, apabila kita telusuri dari segi sifat hakekatnya, maka
sosiologi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sosiologi
adalah suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu
pengetahuan kerohanian.
2. Sosiologi
bukan merupakan disiplin ilmu yang normatif akan tetapi merupakan suatu
disiplin ilmu yang kategoris, arti : pembahasan sosiologi membatasi diri kepada
hal-hal yang terjadi pada dewasa ini (hanya mempelajari kenyataan-kenyataan
atau gejala-gejala yang telah terjadi dalam masyarakat) dan bukan mengenai apa
yang terjadi atau apa yang seharusnya terjadi, karena sosiologi bukan merupakan
filsafat kemasyarakatan , filsafat politi, etika dan agama.
3. Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan murni (Puer
Science) dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan (Aplplied Science), (Ilmu
pengetahuan murni adalah: ilmu
pengetahuan yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan
secara abstrak dan hanya untuk mempertinggi mutunya, tanpa menggunakannya dalam
masyarakat. Ilmu pengetahuan terapan
adalah: ilmu pengetahuan yang bertujuan
untuk mempergunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan terebut dalam masyarkat
dengan maksud membantu kehidupan masyarakat)
Sosiologi
dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang murni, karena, sosiologi itu adalah
ilmu pengetahuan yang bertujuan mendapatkan fakta-fakta dalam masyarakat yang
mungkin dapat dipergunakan untuk mencegah persoalan-persoalan yang timbul dalam
masyarakat.
Ilmu pengetahuan murni contohnya: ilmu alam,
ilmu kimia, ilmu hukum, ilmu politik, biologi, sejarah, ilmu ekonomi dan
sebagainya.
Ilmu pengetahuan terapan contohnya:
kedokteran, teknologi, manajemen, perusahaan, jurnalistik, pertanian, dan
sebagainya
4. Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang
konkrit.
Artinya: Bahwa sosiologi hanya memperhatikan
bentuk-bentuk, pola peristiwa dalam masyarakat dan bukan mengenai wujudnya yang
konkrit/nyata.
5. Sosiologi
bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola umum.
Artinya: Sosiologi meneliti dan mencari apa yang
menjadi prinsip-prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi antar manusia dan
juga perihal sifat hakekat, bentuk, isi dan struktur dari masyarakat manusia.
6. Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional
Secara empiris sosiologi berarti menyadarkan diri pada
keadaan-keadaan nyata yang ada dalam masyarakat.
Secara rasioanal, sosiologi berarti mengutamakan
pemikiran dengan logika dan pikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang
masalah-masalah kemasyarakatan.
(kedua haldalam sosiologi dipergunakansebagai metode
untuk mendapatkan data-data tentang hal-hal yang terdapat dalam masyarakat).
7. Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan
khusus.
Artinya; sosiologi hanya mempelajari gejala-gejala yang
umum yang ada pada setiap interaksi antar manusia.
Dengan
demikian sedikit uraian tentang sosiologi yang merupakan salah satu cabang ilmu
sosial yang usianya relatif muda namum telah berkembang dengan pesatnya.
Dan oleh karena itulah ilmu
pengetahuan ini dirasakan sangat penting serta kegunaannya dirasakan sangat
efektif, terutama dalam hal mencari dan menemukan data-data tentang gejala yang
terdapat dalam masyarakat, maka dalam perjalanan hidupnya sampai saat ini sosiologi telah memiliki
beberapa spesialis atau menumbuhkan
beberapa ilmu cabang seperti: sosiologi hukum, sosiologi criminal, sosiologi
industri, sosiologi pedesaan, sosiologi kota, sosiologi agama, dan lain
sebagainya.
ANTROPOLOGI
Secara
etimologis, antropologi berasal dari
kata “antropos” dan “logos” anteropos: manusia dan logos: ilmu. Jadi antropologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang manusia.
Secara umum antropologi adalah
suatu ilmu menenai manusia dan pekerjaannya.
Manusia
mempunyai berbagai aspek baik yang bersifat pribadi, social, maupun budaya.
Oleh karena itu antropologi mempunyai ruang lingkup yang luas.
Namun demikian yang menjadi
lapangan penyelidikan bagi antropologi adalah
1.
Sejarah terjadi serta perkembangan manusia
sebagai mahkluk biologis (diteliti oleh palae antropologi).
2.
Terjadinya aneka warna manusia, dari sudut ciri-ciri
badaniah (ditelaah oleh Antroplogi Fisik dalam arti khusus atau Somatologi).
3.
Penyebaran dan tumbuhnya aneka warna bahasa
manusia (ditinjau oleh Etnolonguistik).
4.
Terjadinya perkembangan dan penyebaran aneka
warna kebudayaan (dipelajari oleh Prehistori)
5.
Dasar-dasar kebudayaan manusia dalam kehidupan
masyarakat (ditelaah oleh Etnologi).
(ketiga hal
tersebut di atas masuk ruang lingkup Antropologi Budaya)
HUBUNGAN SOSIOLOGI DENGAN ANTROPOLOGI
Sosiologi
obyeknya masyarakar dan antropologi obyeknya kebudayaan. Kebudayaan adanya di
masyarakat, dan masyarakat sudah pasti berkebudayaan. Jadi dapat disimpulkan:
bahwa masyarakat adalah tanah dimana kebudayaan itu tumbuh, dan tumbuhnya
kebudayaan selalu mengikuti corak masyarakatnya.
PERBEDAAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
Apabia
di tinjau dari sejarah perkembangannya; Antropologi: memusatkan perhatiannya
pada masyarakat- masyarakat yang masih sederhana taraf kebudayaannya, sedangkan
Sosiologi: Menyelidik masyarakat- masyarakat modern yang sudah kompleks.
Akan tetapi setelah perang dunia
ke dua tidaklah tepat lagi untuk mengatakan bahwa antropologi semata-mata
membatasi diri pada masyarakat yang masih sederhana. Antropologi juga telah banyak
mempeerhatikan perkembangan masyarakat- masyarakat modern.
Dalam masa transisi (dari masa
tradisional ke modern) seperti di asia, afrika, dan amerika latin yang
sama-sama sedang mengalami modernisasi, maka sosiologi sungguh-sungguh
bergandengan tangan dengan eratnya dengan antropologi dalam usaha untuk
mendapatkan pengertian dan kepahaman tentang masyarakat- masyarakat tersebut.
Dalam
mempelajari masyarakat yang berada dalam masa transisi itu, maka hanya dapat di
katakan bahwa sosiologi dan antropologi sosial hanya terdapat perbedaan pangkal
tolaknya.
Tapi apabila dilihat dari
masyarakat yang berada dalam masa transisi itu sebagai proses saling pengaruh
mempengaruhi antara unsur-unsur tradisional dan modern, maka: Antropologi
bertitik tolak pada unsur-unsur tradisional, dan Sosiologi memperhatikan
unsur-unsur yang baru (modern).
Sumber Buku: Penuntun Pembelajaran
SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI Berdasarkan kurikulum 1984, untuk SMA Kelas II,
Penerbit: Ganeca Exact Bandung